Kamis, 24 Juni 2010

Selasa, 15 Juni 2010

اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان

"Yaa Allah Berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan"

Selasa, 27 April 2010

Majlis Talim "MADINAH" PKBM SETARA MANDIRI 


 untuk



MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK 

daftarkan diri anda dan orang-orang yang anda sayangi

SEKARANG JUGA !!! 

di (021) 80376383 (KIKI)
(021) 92115776 (FADHIL)

Sabtu, 06 Februari 2010


JADWAL MAULID & HAUL TAHUN 2010
DIKUTIP OLEH MAJLIS TA’LIM ”MADINAH”
# ROBI’UL AWWAL

No.
Waktu
Pukul
Acara
1
21 FEBRUARI ‘10
08:00
MAULID & HAUL KH M TOHIR ROHILI (ATTAHIRIYYAH), KH ABDULLAH SYAFI’I
2
21 FEBRUARI ‘10
ZHUHUR
HAUL & MAULID SAYYIDIL WALID ALHABIB ABDURRAHMAN ASSEGAF, BUKIT DURI
3
28 FEBRUARI ‘10
08:00
ASSYAFI’IYYAH, BARKAH BALI MATRAMAN
4
25 FEBRUARI ‘10
21:00
MAJLIS NURUL MUSHTOFA (HABIB HASAN BIN JA’FAR ASSEGAF)
5
26 FEBRUARI ‘10
ISYA’
MASJID ANWARIL HIDAYAH (HABIB MUHSIN BIN ZED ALATTOS), MT HARYONO SAMPING BNN
6
26 FEBRUARI ‘10
09:00
MAJLIS ROSULULLAH (HABIB MUNZIR BIN FUAD ALMUSAWA)
7
5 MARET ‘10
BA’DA SHUBUH
MAJLIS TA’LIM AL-IQDAM (ALM. MU’ALLIM KH. M. YUNUS BIN H. MUHAMMAD), BUKIT DURI
8
7 MARET ‘10
ASHAR
HABIB AHMAD BIN ALWI ALHADDAD (KUNCUNG), KALIBATA
9
15 MARET ‘10
09:00
HABIB NAGIB BSA, PENGASINAN BEK-TIM
10
15 MARET ‘10
ASHAR
HABIB HUSIN BIN ALI AL-ATTOS, BULU CONDET
11
16 MARET ‘10
09:00
HAUL HABIB ALI BIN HUSIN AL-ATTOS, ALAMAT SDA
12
16 MARET ‘10
MAGHRIB
MAULID KRAMAT EMPANG (ALHABIB ABDULLAH BIN MUHSIN ALATTOS), BOGOR
13
17 MARET ‘10
09:00
HAUL ALHABIB ABDULLAH BIN MUHSIN ALATTOS, EMPANG BOGOR
14
17 MARET ‘10
MAGHRIB
ZIARAH ALHABIB ALI BIN ABDURRAHMAN ALHABSYI, KWITANG
15
18 MARET ‘10
09:00
PONPES ALHAROMAIN (ALHABIB HAMID BIN ABDULLAH ALKAF), GANCENG PONDOK RANGON CIPAYUNG
16
18 MARET ‘10
ASHAR
MAULID ISLAMIC CENTRE KWITANG (ALHABIB ALI BIN ABDURRAHMAN ALHABSYI), KWITANG
17
19 MARET ‘10
SHUBUH
MAJLIS TA’LIM AL’AFFAF (ALHABIB ALI BIN ABDURRAHMAN ASSEGAF), TEBET UTARA II B
18
19 MARET ‘10
09:00
DARUL AITAM, M KAHFI I 52 A JAGAKARSA
19
20 MARET ‘10
09:00
ALHAWI (ALHABIB ABDUL QODIR BIN MUHAMMAD ALHADDAD), CILILITAN
20
20 MARET ‘10
ZHUHUR
ASSALAFIYYAH (ALHABIB HUD BIN M BAGIR ALATTOS), KEBON NANAS
21
21 MARET ‘10
10:00
KRAMAT LUAR BATANG (ALHABIB HUSIN BIN ABU BAKAR AL’AYDRUS), PASAR IKAN KOTA
22
21 MARET ‘10
10:00
ALHABIB SALIM BIN UMAR BIN HUD ALATTOS, CIPAYUNG CIAWI BOGOR
23
21 MARET ‘10
MAGHRIB
YAYASAN NUSANTARA (ALHABIB ABDURRAHMAN AL’AYDRUS), BATU AMPAR II 37


# ROBI’UL AKHIR

22 MARET ‘10
09:00
MASJID KRAMAT KAMPUNG BANDAN, KAMPUNG BANDAN
22 MARET ‘10
ASHAR
MAULID & HAUL ALHABIB SALIM BIN JINDAN, OTISTA
23 MARET ‘10
09:00
MASJID FUTUHAT THOSIAH (ALM ALHABIB ALWI BIN ABDULLAH ALATTOS), BULAK KAPAL BEK-TIM
27 MARET ‘10
09:00
MAJLIS TA’LIM ANNUR (ALM ALHABIB HUSIN BIN ABDULLAH BIN MUHSIN ALATTOS), OTISTA TANGERANG KOTA
27 MARET ‘10
ASHAR
SYAMSYI SYUMUS (ALHABIB MUSHTOFA BIN ABDULLAH AL’AYDRUS), TEBET TIMUR DALAM RAYA 16
28 MARET ‘10
08:00
MAJLIS TA’LIM ALBUSYRO (ALHABIB ABDURRAHMAN  BIN AHMAD ASSEGAF), KAMPUNG WATES CITAYAM
28 MARET ‘10
08:00
MAJLIS TA’LIM ALKIFAHI ATSSAQOFIY (ALHABIB UMAR BIN ABDURRAHMAN ASSEGAF), SAWO KECIK
28 MARET ‘10
10:00
YAYASAN ALFAHKRIYYAH (ALHABIB JINDAN BIN NAUFAL), LARANGAN CILEDUG
2 APRIL ‘10
MAGHRIB
MAJLIS ALBURDAH (ALHABIB HASYIM BSA), CIKOKO
4 APRIL ‘10

MAULID & HAUL ALHABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSIN ALHABSYI (ALHABIB ANIS BIN ALWI BIN ALI ALHABSYI), SOLO JATENG



HAUL
# JUMADIL AWWAL

26 APRIL ‘10
09:00
HABIB UMAR BIN ALI ALHADDAD, GADOG KP SITU


# SYAWWAL

24 OKOBER ‘10
08:00
ALHABIB SOLEH BIN MUHSIN ALHAMID, TANGGUL

# DZULHIJJAH

31 DESEMBER ‘10
08:00
HAUL ALHABIB ABU BAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF, GRESIK

# MUHARROM

7 DESEMBER ‘10
SHUBUH
MU’ALLIM KH. M. YUNUS BIN H. MUHAMMAD, BUKIT DURI
19 DESEMBER ‘10
09:00
HAUL SYAIKH ABU BAKAR BIN SALIM, CIDODOL


NB : MAULID AGUNG BIASA DIMULAI DARI HABIB KUNCUNG & JADWAL SEWAKTU-WAKTU DAPAT BERUBAH


Minggu, 10 Januari 2010

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TAREKAT DI INDONESIA DAN MELAYU

MATA KULIAH : SEJARAH PERADABAN ISLAM II
DOSEN PEMBIMBING : Drs. HILMY MUHAMMADIYYAH, M.Sc.



























DISUSUN OLEH :

MA. FADHIL
M. NASHIHIN
ABDUL BASHIR
MAHBUBI NUR
ISMIYATI

JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYYAH
SEMESTER GENAP TA. 2008/2009
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN


الحمد لله رب العلمين, الحمد لله الذي ارسل الانبياء والمرسلين, وجعل حبيبنا محمد امام المتقين, وصلى ربنا وسلم على شفيعنا يوم الدين, من يرجى شفاعته فى الدارين, واسمه مكتوب في قلوب المؤمنين, و على اله واصحابه اجمعين, وبعد:
قال الله تعالى:
     •  
“Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas Thoriqoh (jalan) itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)”. (QS: al-Jin: 16).

عن ابن عمر  قال رسول الله  :
اذا مررتم برياض الجنة فارتعوا ,قالوا: وما رياض الجنة يا رسول الله؟ قال : فان لله تعالى سيارات من الملائكة يطلبون حلق الذكر, فاذا اتو عليهم حفوا بهم
“Dari Ibn Umar RA bersabda Rosul : apabila kalian melewati taman syurga maka beristirahatlah kalian padanya, para shahabat bertanya : apa itu taman syurga ya Rosulallah?, Beliau menjawab: sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang ditugaskan mencari halaqoh-halaqoh dzkir, apabila mereka mendapatinya mereka akan bergabung bersamanya”.

Segala puji untuk Allah , yang telah menjadikan kekasih kita nabi Muhammad sebagai pemimpin orang-orang yang bertaqwa. Sholawat dan salam senantiasa tercurah pada pemberi syafa’at kita. Juga pada para keluarga dan shahabatnya.
Dalam khazanah dunia Islam sering kita mendengar istilah tarekat atau thoriqoh yang berarti jalan. Thoriqoh adalah jalan seorang hamba untuk menuju Tuhannya. Thoriqoh di dunia ada banyak dan masing-masing thoriqoh mengusung ajarannya. Ada yang lebih mengedepankan dzikir dan ada yang lebih mengedepankan akhlaq dalam konsep ajarannya.
Dalam makalah ini pemakalah akan membicarakan tentang thoriqoh atau tarekat dalam perspektif sejarah. Kapan masuknya ajaran-ajaran tarekat ke Indonesia, siapa yang memperkenalkan tarekat ke Indonesia dan bagaimana perkembangannya saat ini.
Dalam makalah yang bermuatan sejarah, tentu makalah sederhana ini tidak sempurna mengingat tahun pasti masuknya tarekat ke Indonesia juga masih terdapat kontroversi di kalangan ahli sejarah. Maka kami memohon kritik dan saran rekan-rekan semua untuk kemashlahatan bersama.





BAB II
PEMBAHASAN

II.I PENGERTIAN TAREKAT

Kata tarekat berasal dari kata Thoriq yang berarti jalan, sinonim dengan kata Suluk. Maksudnya ialah jalan kerohanian. Thoriqoh/tarekat kemudian dita’rifkan sebagai Jalan kerohanian yang muncul disebabkan pelaksanaan syariat agama, karena kata syar’ (darimana kata syariat berasal) berarti jalan utama, sedang cabangnya ialah thariq (darimana kata thariqoh berasal). Pengertian di atas menunjukkan bahwa jalan yang ditempuh dalam ilmu tasawuf, melalui bimbingan dan latihan kerohanian dengan tertib tertentu, merupakan cabang daripada jalan yang lebih besar, yaitu Syariat. Termasuk di dalamnya ialah kepatuhan dalam melaksanakan syariat dan hukum Islam yang lain.
Kemunculan tarekat Sufi juga sering dirujuk pada Hadis yang menyatakan, “Setiap orang mukmin itu ialah cermin bagi mukmin yang lain” (al-mu`min mir`at al-mu`minin). Mereka, para Sufi, melihat dalam tingkah laku kerabat dan sahabat dekat mereka tercermin perasaan dan perbuatan mereka sendiri. Apabila mereka melihat kekeliruan dalam perbuatan tetangga mereka, maka mereka segera bercermin ke dalam perbuatan mereka sendiri. Dengan cara demikian ‘cermin qalbu mereka menjadi lebih jernih/terang’. Nampaklah bahwa introspeksi merupakan salah satu cermin paling penting dalam jalan kerohanian Sufi.

II.II KEMUNCULAN TAREKAT

Asal-usul tarekat (al-tariqah) Sufi dapat dirunut pada abad ke-3 dan 4 H (abad ke-9 dan 10 M). Pada waktu itu tasawuf telah berkembang pesat di negeri-negeri seperti Arab, Persia, Afghanistan dan Asia Tengah. Beberapa Sufi terkemuka memiliki banyak sekali murid dan pengikut. Di antara murid dan pengikut para Sufi terkemuka itu aktif mengikuti pendidikan formal di lembaga-lembaga pendidikan sufi (ribbat, pesantren). Di antara Sufi yang memiliki banyak murid di antaranya ialah Junaid al-Baghdadi dan Abu Said al-Khayr.
Dalam mengikuti pendidikan formal itu para murid mendapat bimbingan dan pelatihan spiritual untuk mencapai peringkat kerohanian (maqam) tertentu dalam ilmu suluk. Di samping itu beberapa di antara mereka mendapat pengajaran ilmu agama, khususnya fiqih, ilmu kalam, falsafah dan tasawuf.
Pada masa itu ilmu Tasawuf sering pula disamakan dengan ilmu Tarekat dan teori tentang maqam (peringkat kerohanian) dan hal (jamaknya ahwal, keadaan rohani). Di antara maqam penting yang ingin dicapai oleh seorang penempuh jalan tasawuf ialah mahabbah atau `isyq (cinta), fana` (hapusnya diri/nafs yang rendah), baqa` (rasa hidup kekal dalam Yang Satu), ma`rifah (makrifat) dan ittihad (persatuan mistikal), serta kasyf (tersingkapnya penglihatan hati).





II.III MASUKNYA TAREKAT DI INDONESIA

Masuknya tarekat ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam ketika wilayah Nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan melalui perdagangan dan kegiatan dakwah. Sumber-sumber Cina menyebutkan ada pembangunan pemukiman Arab dan boleh jadi pemukiman Muslim di pesisir barat Sumatera pada 54 H/674 M. Wilayah ini merupakan rute perdagangan penting Arab dan Cina, serta pelabuhan strategis bagi pedagang Arab, India dan Persia.
Gelombang perpindahan besar-besaran umat Islam berikutnya terjadi pada 264 H/878 M, akibat pemberontakan Huang Chao di Cina Selatan di mana sekitar 120 atau 200 ribu pedagang dari barat – sebagian besar Muslim – dibunuh. Sebagian yang selamat melarikan diri ke Kalah di pesisir barat semenanjung Malaysia serta di San-fo-chi (Palembang). Perkampungan pedagang Muslim lainya disebutkan terletak di Champa pada 430 H/1039 M dan di Jawa 475 H/1082 M.
Sungguhpun banyak perkampungan Muslim, terkesan tidak ada kegiatan dakwah yang menonjol hingga akhir abad 7 H/13 M. Baru terjadi kegiatan dakwah yang meningkat pada awal abad 8 H/14 M dan terus menguasai seluruh kepulauan dalam abad berikutnya.
Kegiatan dakwah yang bangkit sejak awal abad 8 H/14 M dan terus berkembang, dimotori oleh kaum sufi. Dalam hikayat lokal dan tradisi-tradisi lisan, terdapat banyak keterangan tentang faqir (darwis), wali (orang suci), dan syekh (guru) di kalangan penyebar awal Islam di berbagai wilayah selama abad 7 – 8 H/13 – 14 M. Semua ini adalah istilah teknis yang terdapat dalam kosakata tasawuf, yang tetap dipertahankan, sehingga memberi kesan kuat bahwa para penyebar ini adalah kaum sufi.Gerakan dakwah Muslim telah berjalan di pesisir timur Jawa di wilayah Gresik yang dipimpin Maulana Malik Ibrahim yang merupakan keturunan dari Zain Al Abidin, seorang cicit Nabi. Konon dia tinggal di Jawa sebagai juru dakwah selama lebih dua puluh tahun, yang diteruskan oleh anak keturunannya seperti Sunan Giri, Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ada pendapat, Islamisasi Jawa tidak lepas dari peran penting Malaka. Sebagai contoh, Sunan Giri dan Sunan Bonang telah belajar di Malaka selama setahun dibawah bimbingan Syekh Wali Lanang.
Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis, Aceh menjadi penerusnya sebagai pusat perdagangan Muslim. Aceh mencapai puncak dalam bidang militer dan kekuatan perdagangan serta menyaksikan pertumbuhan tasawuf, yang melahirkan zaman keemasan peradaban Melayu, khususnya menyangkut intensitas kehidupan intelektual dan spiritual. Selama itu hiduplah sufi-sufi Melayu besar seperti Hamzah Al Fanshuri dan Syams Al-Din Al-Sumatrani, dan diikuti oleh figur-figur sufi seperti Nur Al-Din Al-Raniri dan Abd Al-Ra’uf Singkel. Melalui sejumlah tulisan dan penyebaran tarekat-tarekat sufi, mereka memberikan kontribusi signifikan pada Islamisasi Kepulauan Nusantara.
Tarekat yang pernah berkembang di Indonesia cukup banyak, akan tetapi sebagian daripadanya hanya tinggal nama. Memang untuk sampai pada kesimpulan apakah tarekat itu masih ada, mengajarkan dan melakanakan amalan secara lengkap, dan apakah masih ada pengikutnya, perlu penelitian lebih mendalam .
Terjadi kontroversi tentang jumlah tarekat yang ada di dunia. Ada yang mengatakan ada 42 tarekat dan ada yang mengatakan ada 43 tarekat. Dan tidak semua tarekat ada di Indonesia. Beberapa tarekat yang popular di Indonesia hingga sekarang, antara lain : Tarekat Tijaniah, Tarekat Shiddiqiyyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat Sammaniyah, Tarekat Syattariyah, Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah.


II.IV PERKEMBANGAN TAREKAT DI INDONESIA

Diantara thoriqoh-thoriqoh yang ada dan berkembang di dunia ada beberapa thoriqoh yang berkembang ditengah masyarakat Indonesia. Antara lain, thoriqoh Qodiriyyah, Naqsyabandiyyah, Alawiyyah, Sammaniyyah, Tijaniyyah dan masih banyak lainnya.
Khusus di Indonesia terdapat banyak bentuk tarekat. Ada yang bersifat lokal seperti tarekat Wahidiyah dan Siddiqiyah di Jawa Timur, tarekat Syahadatain di Jawa Tengah dan sebagainya. Ada yang diterima menurut syariat berdasarkan al Qur-an dan Sunnah. Namun ada juga yang keluar dari rel Islam, karena prinsip-prinsip dan praktek yang di ajarkan syeikhnya sebagian bertentangan dengan Islam. Mungkin kesan tersebut yang menyebabkan para kiyai di Indonesia mendirikan organisasi Ahlul Tarekat Mu’tabaroh yang menentukan bentuk-bentuk tarekat di Indonesia.
Di Indonesia tarekat yang terbesar adalah tarekat Naqsyabandiyah berikut dengan tiga cabangnya. Tarekat ini di Indonesia terpecah disebabkan karena syeikh Abdul Karim Banten yang merupakan syeikh terakhirnya wafat. Pengarahan beliau dahulunya senantiasa dipatuhi oleh sesama khalifahnya. Sehingga cabang-cabang itu kemudian yang satu dengan yang lainnya tidak lagi saling bergantung.
Di Kalimantan Barat dan khususnya di Pontianak, salah satu cabang tarekat Naqsyabandiyah yaitu tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah tetap berada di kalangan masyarakatnya. Tarekat ini mulai dikenal di Kalimantan Barat pada masa penjajahan Belanda tepatnya pada tahun 1919 setelah kembalinya Isma’il Jabal dari Mekah. Kemudian berkembang terus hingga mencapai perkembangan yang pesat pada tahun 1970 oleh mursyidnya Habib Muhsin Ali Al Hinduan, hingga sekarang ajaran tarekat beliau diteruskan oleh anaknya yang diangkat menjadi mursyid yaitu Habib Amin bin Habib Muhsin Al Hinduan. Di kota Pontianak pengikut tarekat ini tersebar dibeberapa kecamatan. Kegiatan-kegiatannya baik itu pertemuan, tawajuhan, wiridan, khawajakan juga asbal dan sebagainya di Sungai Jawi dalam Pontianak.
Tarekat pada umumnya di tuduh sangat berlebihan mementingkan aspek spiritual semata, sementara mengabaikan peranan sosial. Tujuannya yang mulia terbatas pada aktualisasi spiritual ketimbang mengarahkan perhatian kepada perbaikan kehidupan masyarakat, sehingga kehidupan pengikut tarekat hanya terbatas bacaan wirid, zikir dan hidup dalam suasana sepi, bangun di tengah malam dan melaparkan diri. Kesan ini menimbulkan kritik, bahkan tuduhan yang terkadang mencapai taraf cercaan kepada tasawuf dan ahlinya.
Banyak kenyataan menarik yang terjadi di sisi ajaran dan pelaksanaan ajaran tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah ini, dan banyak perbedaan dengan tarekat-tarekat yang lainnya. Di antaranya dalam tarekat Naqsyabandiyah Mudzhariyah proses bimbingan terhadap ajaran-ajarannya dikenal dengan nama asbal , dalam pelaksanaan asbal ini ada yang paling menarik, yaitu pelaksanaannya diawali dengan lantunan sholawat Nabi Muhammad Saw, kemudian pujian-pujian dengan diiringi tabuhan tar atau rebana.
Tarekat Nasyabandiyah Mudzhariyah ini cenderung tertutup dalam proses asbal atau bimbingan ajarannya ini, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu masyarakat. Tidak jarang dari setiap kegiatan yang dilaksanakan mendapat berbagai respon masyarakat Pontianak itu sendiri, baik yang positif maupun yang negative. Kenyataan inilah yang kemudian membuat kita merasa tertarik untuk melihat lebih mendalam mengenai ajaran-ajaran tarekat ini, khususnya tentang pelaksanaan asbal

II.V MASUKNYA TAREKAT DI MELAYU

Tarikh yang tepat pengenalan Tasawuf di kalangan bangsa Melayu tidak dapat ditentukan, namun sejarawan Snouck Hurgronje yakin fahaman berbentuk kerohanian telah dikemukakan pada waktu yang sama dengan masuknya Islam di kepulauan Melayu. Penyebaran Islam secara besar-besaran dan akhirnya kemapanan Islam di kepulauan Melayu mungkin bukan dilaksanakan oleh kaum pedagang seperti yang dipercayai oleh sebagian sejarawan.
Terdapat bukti-bukti peninggalan sejarah, Sejarah Penyebaran Islam di kepulauan Melayu golongan sufilah yang bertanggungjawab menyerapkan Islam dikalangan bangsa Melayu. Dalam masa kurang dari setengah abad setelah Melaka purba menerima Islam, para ulama kerajaan tersebut sudah berkemampuan mengemukakan kemusykilan agama kepada ulama Pasai.
Persoalan-persoalan yang berbentuk hukum itu juga disisipi dengan unsur kerohanian. Tidaklah mungkin kemusykilan tersebut dapat dikemukakan sekiranya pengenalan Islam di Tanah Melayu tidak dipelopori oleh golongan sufi. Jejak tasawuf telah benar-benar diterapkan di Melaka sejak awal tahun 1488 M atas dasar Sultan Melaka sendiri berguru dengan seorang ahli tariqah. Kepastiannya adalah tasawuf dan tarekat telah mapan di wilayah ini, terutama di Sumatra, di antara abad ke 15 M dan 16 M karena pada ketika itu lagi telah muncul pribadi-pribadi sufi di tengah masyarakat.
Ini dapat ditinjau dari apa yang diakui oleh Hamzah Fansuri yang berasal dari Barus, Sumatra, bahwa beliau adalah dari golongan Tariqah Qadiriyyah dan sebagai pribadi terkemuka, beliau sudah pasti mempunyai para pengikut yang banyak. Di kalangan masyarakat Melayu, Hamzah Fansuri merupakan seorang sufi terulung. Tambahan pula beliau telah mengembara jauh ke Timur Tengah dan Timur Jauh dan menguasai bahasa Arab dan Farsi. Karya-karya beliau tidak syak lagi mirip dan dipengaruhi oleh Ibnul’ Arabi.
Dalam perkembangan Islam pada abad ke 9 M dan 10 M, pendidikan tasawuf disesuaikan dengan suatu kaedah peradaban akhlak untuk tujuan memberi panduan amalan yang dijalani secara individu. Walau bagaimanapun dari abad ke 11 M dan seterusnya, apabila masyarakat sufi mula terbentuk sejajar dengan perkembangan Islam, sistem-sistem amalan dan latihan rohani dikemukakan sebagai peradaban kehidupan masyarakat.
Pada permulaan, terdapat 14 aliran tariqah dikenalkan dari abad ke 12 M hingga 16 M. Sehingga hari ini, dikatakan masih terdapat 76 cabang tariqah dari 22 tariqah induk di Malaysia, Selatan Thailand dan Singapura. Dari kenyataan sejarah, boleh dikatakan pergerakan tarekat telah mapan selepas 74 tahun pemelukan Islam Parameswara dalam tahun 1414M. Sejak awal 1488 M, kehadiran guru-guru sufi atau Makhdum telah dikenal pasti dan pengaruh mereka juga dapat dirasakan.

II.VI PERKEMBANGAN TAREKAT DI MELAYU

S.M.N. Al-Attas dalam Preliminary Statement on a General Theory of the Islamization of the Malay-Indonesian Archipelago, Kuala Lumpur, 1969 bahwa: Tasawuf memainkan peran terbesar dan paling menentukan dalam membentuk pandangan religius, spiritual, dan intelektual di kepulauan melayu.
Melalui Islamlah yang di sebarkan oleh para syaikh sufi peradaban melayu mencapai ketinggian kultural dan Intelektualnya. Atau karena peran para syaikh tasawuf sejarah intelektual dan peradaban Melayu baru di mulai pada masa itu.
Berbagai bukti sejarah dan hikayat-hikayat local melayu, tradisi-tradisi lisan, hikayat Raja-Raja Pasai kerap kali menggunakan syaikh, wali, Tuan Syarif Auliya’ dan sebutan-sebutan lain-nya merupakan fakta sejarah mengenai peran taswauf di Melayu. Di Jawa seperti di tuturkan dalam Hikayat jawa, Babad Tanah Djawi juga menyebutkan adanya wali, seperti wali-wali songo dan lain-lain.
Tasawuf telah memainkan peran central sepanjang sejarah Melayu dalam penyebaran dan pemeliharaan Islam dan budayanya. Tasawuf telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan dari seni hingga pendidikan. Namun kira-kira selama satu abad Osman Bin Bakar menyimpulkan dalam tulisannya:
Pelopor dunia Melayu Islam di daerah mana yang dimaksudkan, karena dunia Melayu Islam adalah sangat luas membentang mulai dari Cham di benua besar Asia, Patani dan Semenanjung Tanah Melayu. Singapura yang telah bernegara sendiri, hingga ke Kepulauan Filipina, Brunei Darussalam, Sabah serta Sarawak, Indonesia dan Timur Leste yang baru merdeka.
Sekian banyak ulama sejak zaman awal hingga tersebarnya Islam di dunia Melayu cukup dikenal dan menjadi ikutan para ulama dunia Melayu seumpama Imam Syafie (Imam Mazhab dari segi fiqh), Imam Abul Hasan al-Asy'ari (Imam aqidah Ahlis Sunnah wal Jamaah), Sheikh Juneid al-Baghdadi (Imam dari segi tasawuf), dan lain-lain termasuk ahlul mujtahid Mazhab yang datang sesudah mereka.
Di antara mereka yang kitab-kitabnya menjadi pegangan yang kukuh di dunia Melayu ialah Imam al-Ghazali, seorang tokoh pelopor Islam membahas keilmuwan pelbagai aspek terutama fiqh Syafiiyah, akidah Asya'irah dan sufiah. 'Ulama' ahlil hadis seumpama Imam Bukhari, Imam Muslim dan ramai lagi adalah tidak asing bagi ulama dunia Melayu.
Dunia Islam pernah kenal dengan tokoh-tokoh besar sufi seumpamanya, seperti Abu Yazid al-Busthami, Abu Manshur al-Hallaj, Ibnu 'Arabi, dan banyak lagi. Rangkaian zaman Hamzah al-Fansuri diikuti oleh Sheikh Syamsuddin as-Sumatrani, Sheikh Nuruddin ar-Raniri dan Sheikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri. Sheikh Nuruddin ar-Raniri adalah orang pertama menulis tentang fiqh Bab 'Ibadah dalam bahasa Melayu yang diberi judul Ash-Shirat al-Mustaqim.
Serentak dengan itu Sheikh Nuruddin ar-Raniri pula orang pertama menulis kitab hadis dalam bahasa Melayu yang diberi judul Hadiyatul Habib. Sheikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri adalah 'ulama' ahlis syariah wal haqiqah yang paling berkesan dalam rangkaian zaman itu, selain mempunyai murid yang ramai sebagai penyebar Islam dari pelbagai wilayah dunia Melayu.
Beliau adalah pelopor murabbi ruhi sehingga tersebarnya ajaran tasauf menurut metode tarekat terutama Tarekat Syathariyah. Sheikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri pula adalah pelopor terjemah dan tafsir al-Quran lengkap 30 juzuk yang pertama dalam bahasa Melayu yang diberi judul Turjuman al-Mustafid.
Serentak dengan itu beliau pula orang pertama pelopor penulisan fiqh tentang undang-undang kehakiman Islam dalam bahasa Melayu yang diberi judul Mir'atut Thullab. Beliau juga orang pertama sebagai penterjemah Hadis Arba'in Imam Nawawi yang sebahagian besar pentafsirannya menurut kaca mata sufi.
Dalam penulisan sejarah peradaban dan raja-raja dunia Melayu, para pengkaji selalu menyebut tiga gandingan nama dan tiga karya penting, yaitu Sheikh Nuruddin ar-Raniri penulis Bustanus Salathin, Tun Seri Lanang penulis Sulalatus Salathin atau Sejarah Melayu dan Bukhari al-Jauhari atau al-Johori penulis Tajus Salathin.
Rasanya masih ada yang perlu dikaji atau diselidiki dengan teliti kerana beberapa versi manuskrip Tajus Salathin yang telah ditemukan tidak pernah menyebut nama Bukhari al-Jauhari atau al-Johori.
Nama Bukhari al-Jauhari atau al-Johori bukan sahaja tidak diperkatakan banyak tempat, sekali pun tidak dijumpai dalam sesuatu manuskrip Tajus Salathin termasuk manuskrip yang diterbitkan ini. Pendapat ini bukan bererti memandang sinis, atau kecaman terhadap pengkaji yang terdahulu, jauh dari maksud demikian itu. .



BAB III
PENUTUP

Pada hakikatnya tidak ada sejarawan yang dapat memastikan kapan masuknya tarekat ke Indonesia dan Melayu. Dalam tasawwuf seringkali dikenal istilah Thoriqoh, yang berarti jalan, yakni jalan untuk mencapai Ridlo Allah. Dengan pengertian ini bisa digambarkan, adanya kemungkinan banyak jalan, sehingga sebagian sufi menyatakan, Atthuruq biadadi anfasil makhluq, yang artinya jalan menuju Allah itu sebanyak nafasnya mahluk, aneka ragam dan bermacam macam.
Kendati demikian orang yang hendak menempuh jalan itu haruslah berhati hati, karena dinyatakan pula, Faminha Mardudah waminha Maqbulah, yang artinya dari sekian banyak jalan itu, ada yang sah dan ada yang tidak sah, ada yang diterima dan ada yang tidak diterima.
Yang dalam istilah ahli Thoriqoh lazim dikenal dengan ungkapan, Mu’tabaroh. Wa ghoiru Mu’tabaroh. Thoriqoh itu dari Nabi yang menerima wahyu dari Allah, melalui malaikat Jibril. Jadi, semua Thoriqoh yang Mu’tabaroh itu, sanad (silsilah)-nya muttashil (bersambung) sampai kepada Nabi. Kalau suatu Thoriqoh sanadnya tidak muttashil sampai kepada Nabi bisa disebut Thoriqoh tidak (ghoiru) Mu’tabaroh. Barometer lain untuk menentukan ke-mu’tabaroh-an suatu Thoriqoh adalah pelaksanaan syari’at. Dalam semua Thoriqoh Muâtabaroh syariat dilaksanakan secara benar dan ketat.